Pages

Kamis, 20 November 2014

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA TERIPANG



Pemilihan lokasi merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan budi daya. Selain itu, beberapa pertimbangan bioekologi, sosial ekonomi, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku juga harus dipenuhi agar kemungkinan timbulnya beberapa hambatan/masalah di kemudian hari bisa diantisipasi sedini mungkin.

Pada umumnya budi daya teripang dilakukan di perairan pantai pada kawasan pasang surut. Ini disebabkan karena potensi lahan pantai masih cukup luas. Namun demikian, teripang mempunyai kemungkinan pula untuk dibudidayakan di kolam air laut (tambak) dengan syarat tertentu.

Secara umum, perairan pantai yang memiliki benih teripang alami cocok untuk tempat budi daya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan suatu lokasi yang tidak memiliki benih alami juga cocok untuk tempat budi daya.
Jenis teripang yang sudah dan banyak dibudidayakan di negara kita ialah teripang putih (Holothuria scabra). Hal ini dikarenakan harga teripang ini mahal, pertumbuhannya cepat, lebih toleran terhadap perubahan lingkungan, dan dapat dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini diutamakan untuk jenis teripang putih walaupun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada jenis-jenis teripang lain. Hal ini mengingat setiap jenis teripang mempunyai sifat biologi spesifik yang berbeda, tetapi secara umum habitatnya relatif sama.




Pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterlindugan
Lokasi budi daya harus terlindung dari pengaruh ams, gelombang, maupun angin yang besar. Arus, gelombang, atau angin yang besar akan memsak sarana budi daya serta menyulitkan dalam pengelolaan budi daya. Lokasi yang terlindung dari pengaruh seperti ini biasa diketemukan di perairan teluk, laguna, atau perairan terbuka yang terlindung oleh gugusan pulau atau karang penghalang.
b. Kondisi dasar perairan
Dasar perairan sebaiknya landai, terdiri dari pasir dan pecahan-pecahan karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi ilalang laut/lamun serta rumput laut.   Karang,  ilalang laut,  serta rumput laut ini selain berfungsi sebagai pelindung, juga berfungsi sebagai perangkap makanan untuk teripang.
c. Salinitas air laut
Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan osmotik, maka teripang tidak dapat bertahan hidup terhadap perubahan salinitas yang terjadi secara drastis. Salinitas optimum adalah 30-33 ppt.
d. Kedalaman air
Secara alami teripang hidup pada kedalaman perairan yang berbeda-beda menurut besarnya. Teripang muda tersebar didaerah pasang surut, setelah ukurannya bertambah besar maka berpindah ke dasar perairan yang lebih dalam. Lokasi yang cocok untuk budidaya teripang sebaiknya pada kisaran kedalaman air antara 0,5-1,5 m pada air surut terendah.
e. Ketersediaan benih
Benih merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting. Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan budi daya teripang, harus tersedia benih yang cukup baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas.
Lokasi budi daya sebaiknya dekat dengan sumber benih atau lokasi itu memiliki benih alami.   Terdapatnya benih alami di lokasi itu merupakan petunjuk bahwa  lokasi itu cocok untuk tempat budi daya. Di samping itu, kualitas benih akan terjaga tidak mengalami stress karena penanganan dan pengangkutan dan tidak perlu lagi biaya untuk pengangkutan.
f. Kondisi Lingkungan
Kondisi perairan sebaiknya harus memenuhi standar kualitas air laut yang baik bagi kehidupan ( laju pertumbuhan dan sintasan). Teripang yang dibudidayakan, seperti :
·                     pH 6,5 – 8,5
·                     Kecerahan air laut 50 cm
·                     Kadar oksigen terlarut 4 – 8 ppm
·                     Suhu air laut 20 – 25° Celcius
·                     Terlindung dariangin kencang dan arus atau gelombang yang kuat
·                     Bukan daerah konflik dan mudah dijangkau
·                     Disamping itu, lokasi harus bebas dari pencemaran seperti bahan
organik, logam, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya.
g. Perairan Jernih.
Perairan harus jemih, bebas pencemaran dengan nilai kecerahan 50 – 150 cm yang diukur dengan piring seicchi.
h. Kemudahan

Lokasi budi daya harus mudah dijangkau. Selain itu, sarana produksi harus mudah diperoleh dan pemasaran harus dapat dilakukan dengan mudah di tempat itu. Pertimbangan lainnya, lokasi budi daya sebaiknya bukan merupakan. pusat kegiatan nelayan, bukan daerah penangkapan ikan, bukan wilayah pelayaran, dan bukan daerah pariwisata sehingga benturan kepentingan dapat dihindarkan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

askum..mb mau tanya, kalau saya mau belajar pengolahan tripang dari basah sampai kering dimana. mb bisa bantu gak? minta tolong mb konfirmasinya di rachmadi.jati@yahoo.co.id. 21b36b21 dan 082281273098

Posting Komentar