“Pemanfaatan
Keong Emas (Pomacea canaliculata)
sebagai Pakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)”
Oleh :
Nama :
Nur Fitri
Nim :
H1K012002
|
JURUSAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS
JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak
krisis ekonomi tahun 1998, kebutuhan ikan lele dumbo (Clarias) meningkat
dengan cukup pesat, sebab konsumen daging sapi banyak yang beralih ke
daging ayam, sementara konsumen daging ayam banyak yang pindahke ikan. Melalui
kalkulasi tersebut, maka usaha budidaya ikan lele sangat prospektif yaitu
sebagai suplier bahan baku penjual pecel lele. Salah satu aspek dari kriteria ikan lele yang berkualitas
untuk ukuran konsumsi bobotnya mencapai 200-300 gr per ekor. Jadi, semakin baik
asupan nutrisi semakain berat pula bobotnya. Hasil produk yang didapat
merupakan efek samping dari pakan yang diberikan, jika menggunakan pelet buatan
pabrik hasil yang didapat kurang maksimal karena disamping mengandung bahan
kimia juga harganya yang relatif mahal bahkan mencapai 60-70% dari
komponen biaya produksi. Hal tersebut dapat diatasi dengan memeberikan pakan
tambahan, tetapi berdampak pula pada operasionalnya. Keong mas ( Pomacea
canaliculata) merupakan
alternatif sebagai pakan ikan lele dumbo.
Menurut Mudjiman (2001), pakan
buatan merupakan makanan yang dibuat dengan bentuk khusus sesuai keinginan dan
diramu dari berbagai macam bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa ada beberapa
keuntungan dari pemberian pakan buatan yakni pembudidaya dapat meningkatkan
produksi melalui padat penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan yang pendek,
pembudidaya dapat memanfaatkan limbah industri pertanian yang tidak terpakai
untuk dijadikan pakan.
Untuk menunjang kelangsungan hidup
dan mempercepat pertumbuhan, ikan membutuhkan nutrisi yakni zat-zat gizi yang
terdapat dalam pakan yang diberikan. Setiap jenis ikan memiliki kebutuhan
nutrisi baik jumlah maupun komposisi yang berbeda-beda menurut spesies, ukuran,
jenis kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan. Zat-zat gizi tersebut
dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni zat gizi yang menghasilkan energi
dan zat gizi yang tidak mengasikan energi (Afrianto, 2005).
Menurut Djarijah (1998), pakan
tambahan yang baik untuk ikan adalah pakan yang mengandung kadar protein
20-40%. Selain dilihat dari kadar proteinnya, kualitas dari pakan tambahan
untuk ikan juga dapat ditentukan oleh kehalusan dari bahanya. Semakin halus bahan
baku pellet maka daya apung dari pelet tersebut akan semakin tinggi sehingga
waktu yang dibutuhkan ikan untuk memakannya juga semakin panjang.Pakan tambahan
yang akan diberikan untuk ikan harus mempunyai ukuran 50% lebih kecil dari
bukaan mulut serta di berikansecara adlibitum. Pemberikan pakan
untuk ikan lele bisa diberikan 3 - 4 kali sehari yaitu pada saat pagi, siang, sore
dan malam (Mudjiman, 2001).
Keong mas (Pomacea canaliculata ) salah satu jenis
molluska yang selain menjadi hama padi bagi para petani, sebenarnya juga
memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi kalau bisa memanfaatkannya. Keong
ini berasal dari rawa-rawa di Amerika Selatan antara lain Brazil, Suriname, dan
Guatemala. Hewan ini dapat menyerang tanaman padi muda baik di persemaian
maupun bibit muda yang baru dipindahkan ke sawah. Dengan kepadatan populasi
sekitar 10-15 ekor/m", keong mas mampu menghabiskan padi muda dalam waktu
3 hari jika air sawah dalam keadaan tergenang dan menimbulkan kerusakan yang
cukup berat bagi daerah persawahan (Ismon, 2006).
Keong mas satu famili
dengan keong lokal, yaitu keong gondang (Pila ampullaceae) (Marwoto,
1997), famili Ampullariidae yang merupakan siput air tawar. Siput ini berbentuk
bundar atau setengah bundar. Rumah siput berujung pada menara pendek dengan 4-5
putaran kanal yang dangkal. Pada mulut rumah siput terdapat penutup mulut yang
disebut operculum yang kaku. Keluarga siput Ampullaridae berukuran besar, rumah
siput bias mencapai 100 mm.
1.2.Tujuan
1. Memanfaatkan
keong mas sebagai pakan ikan lele dumbo.
2. Mengetahui
pertumbuhan Ikan lele menggunakan pakan alami keong mas.
II. MATERI DAN METODE
2.1.
Materi
Alat dan bahan
yang di gunakan ialah keong, dedak atau bekatul,
ember plastik, air, kayu untuk pengaduk, nasi kering yang telah direndam terlebih dahulu.
2.2. Metode
1. Keong atau bekicot dihancurkan
terlebih dahulu.
2. Masukkan dedak atau bekatul dan nasi kering ke
dalam ember plastik.
3. Tambahkan air, kemudian aduk rata dengan kayu.
4. Masukkan keong yang telah dihancurkan. Aduk
kembali sampai rata.
5. Berikan pakan tersebut pada ikan lele secara
rutin.
6.Pada hari terakhir pengamatan, dilakukan Survival Rate (SR) atau tingkat kelangsungan hidup adalah persentase jumlah
ikan terakhir yang bertahan hidup dari jumlah ikan awal.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keong mas
merupakan salah satu masalah utama dalam produksi padi. Keong mas
memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah. Cangkang berbentuk bulat
mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm,
dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan
telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu dengan
masa perkembang biakkan selama 3-4 tahun. Keong mas betelur pada pagi dan sore
hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan hari ke-60 keong telah
menjadi dewasa dan dapat berkembang biak (Ruslan dan Harianto 2009).
Klasifikasi Keong mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Keong mas (Pomacea
canaliculata)
Kingdom
: Animalia
Filum
: Moluska
Kelas
: Gastropoda
Ordo
: Mesogastropoda
Famili
: Ampullariidae
Genus
: Pomacea
Spesies
: Pomacea canaliculata
Keong Mas (Pomacea
canaliculata) dapat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan
libido, dan obat liver. Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Hasil uji
proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %. Kandungan protein yang
tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena belut merupakan hewan
karnivora sehingga membutuhkan pakan dengan kadar protein yang tinggi. Selain
banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya akan
kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan lele terbukti mampu menaikkan hasil
telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong mas pada sapi
potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat keuntungan
paling tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan,
penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25 hingga
75 % memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu,
efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak (Ruslan dan Harianto 2009).
Ikan
lele (Clarias sp)dapat dipengaruhi dari berbagai macam faktor
lingkungan seperti salinitas, suhu, ph, debit air dll, tidak hanya faktor
lingkungan, faktor pemberi pakan pada ikan pun sangat berpengaruh besar
terhadap tingkat pertumbuhan ikan didalam peraiaran. Ikan lele dumbo diklasifikasikan ke
dalam kelas Pisces, ordo Siluridae, Subordo Ostariophysi, family Claridae,
genus Clarias, dan Spesies Clarias gariepinus (Suyanto, 2002).
Gambar 2. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
Lele dumbo merupakan satu jenis
hibrida ikan lele yang baru diintroduksikan ke Indonesia dari mancanegara yaitu
Taiwan. Ikan ini merupakan hasil kawin silang antara lele asli Taiwan Clarias
focus dengan lele Afrika Clarias mossambicus. Ikan ini
mempunyai sifat-sifat yang baik yaitu cepat pertumbuhannya dan dapat
mencapai ukuran besar dalam waktu relatif pendek (Suyanto, 2002).
Lele dumbo
memiliki bentuk tubuh panjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mulut
besar, warna kelabu sampai hitam. Di sekitar mulut terdapat kumis yang dapat di
gerkan untuk meraba makanannya. Kulit lele dumbo berlendir tidak bersisik,
berwarna hitam pada bagian punggung dan bagian samping. Sirip punggung, sirip
ekor dan sirip dubur merupakan sirip tunggal sedangkan sirip perut dan sirip
dada merupakan sirip ganda. Pada sirip dada terdapat duri yang keras dan
runcing yang disebut patil. Patil lele dumbo tidak beacun (Suyanto, 2002).
Menurut Prihartono et
al., (2003) menyatakan bahwa ikan lele dumbo memiliki berbagai keunggulan
dibanding lele lokal sehingga saat ini lele dumbo menjadi komoditas yang sangat
populer dan dapat mendatangkan keuntungan sangat besar. Beberapa keunggulan itu
antara lain: 1) tumbuh lebih cepat, 2) dapat mencapai ukuran lebih besar, 3)
lebih banyak kandungan telur dan 4) pakan tambahan dapat bermacam-macam.
Komposisi kimia
daging ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: protein 17,7%, air 76%, lemak
4,8%, mineral 1,2% dan bahan organik 0,8-2%.
Kecepatan pertumbuhan ikan
tergantung pada beberapa faktor dintaranya yakni jumlah makanan yang diberikan,
ruang gerak, suhu, di dalam air dan faktor-faktor lainnya. Pakan yang
dimanfaatkan ikan sebagian besar digunakan untuk memelihara tubuh dan
menggantikan sel yang rusak dan metabolisme tubuh. Setelah itu baru digunakan
untuk pertumbuhan. Pakan ikan harus mengandung protein, karbohidrat dan lemak.
Pemberian makanan tambahan dapat meningkatkan produksi ikan yang dipelihara
sampai tiga kali lipat dibanding dengan ikan yang hanya memanfaatkan pakan
alami (Asmawi, 1983).
Survival rate atau kesintasan berkaitan erat
dengan tingkat toleransi atau resistensi suatu organisme pada kondisi tertentu
baik kondisi abiotik (contohnya kualitas air) maupun kondisi biotik (contohnya
adanya organisme patogen). Dalam kaitannya dengan salinitas, maka jika suatu
spesies ikan mampu bertahan hidup pada kondisi salinitas tertentu maka ikan
tersebut dianggap toleran terhadap kondisi salinitas tersebut dan jika suatu
ikan mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas maka ikan itu dinamakan ikan euryhaline.
Survival Rate (SR) atau tingkat kelangsungan hidup
adalah persentase jumlah ikan terakhir yang bertahan hidup dari jumlah
ikan awal. Tingkat kelangsungan hidup ikan lele dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
SR = Nt x 100 %
= 2000 x 100 %
No 2500
= 0,8 x 100 % = 80%
Keterangan : SR :
Tingkat kelangsungan hidup larva
Nt :
Populasi ikan hari ke-t
No : Populasi ikan hari ke-o (awal)
Pada
penelitian kali ini ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ikan lele (clarias
sp), namun pada jenis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang
dipengaruhi oleh tingkat pemberian pakan. Mineral dibutuhkan oleh tubuh ikan
baik untuk pembentukan sel-sel maupun kelangsungan proses metabolisme tubuh dan
vitamin dibutuhkan terutama untuk mengontrol pertumbuhan. Menurut Sahwan
(2003), karbohidrat merupakan zat sumber energi bagi ikan, dan pada umumnya
berasal dari tumbuhan. Lemak berguna sebagai energi cadangan, membantu
penyerapan vitamin terlarut dalam lemak dan melindungi organ-organ vital bagi
ikan.
Kelangsungan hidup benih ikan
lele dumbo selama penelitian adalah 100% pada semua perlakuan. Kualitas air
selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Pada ikan
lele dumbo (Clarias gariepinus), selain pemberian pakan dengan
menggunakan tubifex, jentik nyamuk dan pellet butiran, Salah satu cara
pengembangan budidaya yaitu penambahan nutrisi pakan alami larva ikan lele
dengan cara pengkayaan. Pakan alami yang digunakan adalah keong mas, sedangkan
pengkayaan menggunakan viterna yang merupakan suplemen yang berasal dari
berbagai macam bahan alami yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan nutrisi
dan mempercepat pertumbuhan.
Pengkayaan tersebut bertujuan untuk
menambah nutrisi yang
diharapkan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva. Keong mas yang telah diperkaya
dengan viterna akan dimakan oleh larva. Keong mas yang ditambah nilai nutrisinya, sehingga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi larva lele, sehingga kelangsungan
hidup dan pertumbuhannya baik.
Parameter
utama dalam penelitian ini adalah kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva.
Parameter pendukung yang digunakan meliputi kualitas air yaitu pH, suhu, NH3
dan DO. Kelangsungan hidup dipengaruhi oleh kualitas air, kebutuhan pakan,
umur ikan dan lingkungan. Kualitas air yang diukur selama penelitian diusahakan
berada pada kisaran yang sesuai dengan habitatnya, sedangkan kebutuhan pakan
telah disediakan berupa pakan alami (Keong
mas) yang sudah diperkaya dengan viterna. Faktor lain adalah umur
ikan, dimana umur ikan berhubungan dengan pakan. Pada stadia larva merupakan
tahapan yang paling kritis dalam siklus hidup ikan. Faktor lingkungan sekitar
pemeliharaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup larva lele. Lingkungan
sekitar pemeliharaan selama penelitian terkontrol dengan baik.
Oksigen
merupakan satu parameter yang sangat penting bagi selurah organisme dalam
kehidupannya, kadar oksigen terlarut 4,4 ppm - 4,6 ppm menunjukkan kadar yang
optimal bagi pertumbuhan ikan lele dumbo, dimana oksigen sangat diperlukan
untuk pernapasan dan metabolisme ikan. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhan ikan dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan yang mencakup
seluruh aktifitas ikan, seperti berenang, pertumbuhan dan reproduksi. Kandungan
oksigen terlarut dalam air yang ideal untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan lele
dumbo adalah 5 ppm (Cahyono, 2009).
Hasil
penelitian menunjukan dosis terbaik pemberian viterna terhadap Keong mas untuk
kelangsungan hidup larva ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
tertinggi 72,5 % yaitu dosis 40 ml/L air, sedangkan untuk pertumbuhan tertinggi
1,885 %g/hari yaitu dosis 10 ml/L air.
Penambahan
viterna dalam pakan alami larva lele dumbo dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk mendapatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva lele tanpa
pemberian pakan tambahan.
IV.
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
1. Keong Mas (Pomacea
canaliculata) dapat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan
libido, dan obat liver. Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Hasil uji
proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %. Kandungan protein yang
tinggi dapat digunakan sebagai pakan lele dumbo karena merupakan hewan omnivora sehingga membutuhkan pakan
dengan kadar protein yang tinggi dan banyak di konsumsi oleh masyarakat.
2. Tingkat pertumbuhan ikan lele,
terutama lele dumbo dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti
temperatur, suhu, ph, kandungan oksigen, debit air, kualitas air dll.
Pertumbuhan ikan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan tetapi
juga dipengaruhi oleh berbagai pemberian pakan, pemberian pakan secara alami
denga menggunakan pengkayaan pakan keong mas yang diberikan viterna atau
supleman untuk mempercepat pertumbuhan larva lele dumbo dan merupakan salah
satu alternatif untuk mendapatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva lele
tanpa pemberian pakan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E dan E. Liviawaty. 2005. Pakan Ikan.
Kanisius: Yogyakarta.
Anonymous. 2008. Kebutuhan Nutrisi Pada Ikan. http://www.google.com/o-fish/pakan_ikan.
Akses: 15 November 2013.
Anonymous. 2005. Snail Meal, Fresh Snails, Boiled Snails, Raw
Snails. Golden Snail (Pomacea sp.)
(Pomacea ensularis canaliculata),
Golden Apple Snail (Ampularia sp.),
Helixaspersa, Land Snail (Trachiavittata), Pila globosa. http://www.fao.org. Akses: 15
November 2013.
Bennet, Simon.,
McRobb, Steve dan Farmer, Ray. (2006). Object-oriented Systems
Analysis
and Design Using UML. McGraw-Hill, New York.
Buwono., Ir, M.Si. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum
Pakan Ikan. Kasinus: Yogyakarta.
Cahyono, B. 2009. Budidaya Lele dan Betutu
(Ikan Langka Bernilai Tinggi). Pustaka Mina. Jakarta.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusantara: Yogyakarta.
Hariati, A.M., 1989. Makanan Ikan. Fakultas Perikanan.
Universitas Brawijaya: Malang.
Heper. 1990. Nutrition Of Pond Fishes. Cambridge
University Press: Sydney
Kamaruddin et al. 2005. Warta Penelitian Perikanan Indonesia.
Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.
Sahwan,
M.F. 2003. Pakan Ikan dan Udang : Formulasi, Pembuatan, Analisa Ekonomi. Penebar Swadaya: Jakarta.
Sastrosupadi, A. 2000. Rencana Percobaan Praktis Untuk Bidang
Pertanian. Kanisius: Yogyakarta.
Susanto, H. 2005. Budidaya Ikan Dipekarangan. Peneber
Swadaya: Jakarta.
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Utomo
N.B.P. Suryana, M. Setiawati, dan D. Jusandi. 2003. Pemanfaatan Penggunaan Keong
Mas Sebagai Pakan Ikan. Prosiding Semi-Loka: Bogor.
Yoga.
1992. Pemberian Pakan Buatan Pada Ikan Lele. Tesis Program Pasca
Sarjana: IPB.
Zonneveld N., E.A. Huinsman dan J.H. Boon, 1991. Prinsip-Prinsip
Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar